Kita sering bicara
dari mentari berganti rembulan
tarian jemari terus berdansa
di lantai papan kekunci
bicara puisi indah
hingga syair duka
semua terangkum
menjadi novel indah
kita bermonolog
kita berilusi
tanpa kita sadari detik pantas berlari
sedangkan kita masih terpaku di sini
kita bicara lagi
pertemuan tanpa wajah
bicara tanpa suara
janji esok ketemu lagi
di muka buku ini
bicara kita tanpa lidah
ReplyDeletemonolog kita tanpa suara
namun hati masih jua terasa indah
resah gelisah,gundah gulana
terubat sudah
terima kasih wahai si muka buku